Wahai anakku : Aku
melihat dirimu ada kecenderungan menyukai hal gaib, sebenarnya hal itu
wajar, karena kamu dikaruniai hati dan perasaan, yang mana keduanya
lebih peka terhadap hal gaib.
Wahai anakku : selama kamu duduk
dihadapanku, mungkin kamu merasa gurumu ini tidak mengajarkan kepadamu
hal gaib, ketahuilah anakku, ilmu gaib yang kamu kira bisa engkau
pelajari dariku itu sebenarnya sudah ada pada dirimu termasuk manusia
yang lain. Karena hal itu merupakan pemberian dari Allah yang
menciptakan manusia, sebagaimana Allah telah memberimu Panca Indera.
Wahai anakku : Ada orang yang oleh Allah
dibuat tajam pandanganny ada pula yang dibuat tidak, ada yang dibuat
peka telinganya adapula yang tidak adayang dibuat kuat tubuhnya adapula
yang lemah, begitu juga ilmu gaib, ada yang dibuat peka ada yang tidak.
Wahai anakku : Ketertarikanmu dan
teman-temanmu pada hal gaib itu sudah merupakan keberhasilanmu dalam
hidup ini. Mengenai nanti bagaimana itu sudah diluar jangkauan gurumu
ini. gurumu tidak bisa memberikan ilmu itu, karena ilmu itu bukanlah
sesuatu yang bisa diminta atau diberikan oleh seseorang, hanya dirimu
sendiri dan Allah yang mampu membangkitkan ilmu itu.
Wahai anakku : maka dari itu gurumu ini
hanya berharap ketekunanmu dalam belajar agama padaku, dan kesungguhanmu
berkhidmat pada Allah.
Wahai anakku : Janganlah keinginanmu
belajar gaib itu memadamkan keinginanmu belajar agama, bila itu terjadi
maka kamu sendiri akan menyesal, dan gurumu ini akan menangisinya.
0 komentar:
Posting Komentar